Sumberjaya, November 2025 — Kabar menggembirakan datang dari sektor pertanian Desa Sumberjaya, Kecamatan Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan. Pada musim tanam (MT) II tahun 2025, hasil panen padi menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan musim sebelumnya.

Berdasarkan data gabungan dari sembilan kelompok tani aktif, luas lahan persawahan yang digarap mencapai 243,15 hektar dengan total 253 orang petani. Dari hasil panen periode September–Oktober 2025, Desa Sumberjaya berhasil menghasilkan 1.713.850 karung gabah, atau setara dengan 1.713,9 ton gabah kering panen (GKP).

Angka ini menunjukkan kenaikan tajam dibanding musim tanam I pada bulan Mei 2025, yang saat itu hanya menghasilkan 12.582 karung gabah atau sekitar 1.258,2 ton GKP. Dengan demikian, terjadi peningkatan produksi sebesar 455,7 ton atau sekitar 36 persen dalam satu musim tanam.

Kepala Desa Sumberjaya, Jati Wibowo, SE, menyampaikan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah ini.

“Peningkatan produksi ini merupakan hasil kerja keras petani, dukungan kelompok tani, serta kondisi cuaca yang cukup mendukung. Ini bukti nyata bahwa sektor pertanian di Sumberjaya terus berkembang,” ujarnya.

Harga Turun, Petani Belum Nikmati Hasil Maksimal

Meski panen meningkat, petani di Sumberjaya belum sepenuhnya bisa menikmati hasil jerih payah mereka. Harga gabah di tingkat petani hanya berkisar Rp5.800–Rp6.200 per kilogram, di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025, yakni Rp6.500 per kilogram.

“Panen melimpah, tapi harga rendah. Biaya pupuk dan tenaga kerja tinggi, jadi keuntungan tidak seberapa,” keluh salah satu petani kelompok Suka Maju.

Berdasarkan rekapitulasi nilai ekonomi panen, total potensi pendapatan hasil panen di Desa Sumberjaya mencapai Rp10,28 miliar, dengan kelompok Tani Mandiri menjadi penyumbang terbesar, yaitu sekitar 325 ton GKP.

Belum Maksimal untuk PAD Desa

Selain harga yang fluktuatif, Pemerintah Desa Sumberjaya juga mencatat bahwa potensi hasil pertanian yang besar ini belum memberikan kontribusi optimal terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD).

“Selama ini, hasil pertanian hanya berputar di tingkat petani. Jika desa memiliki alat panen modern seperti combine harvester yang dikelola oleh BUMDes atau Koperasi Desa Merah Putih, maka desa bisa membantu petani sekaligus memperoleh PAD dari jasa panen,” jelas Kepala Desa Jati Wibowo, SE.

Pemerintah Desa Sumberjaya berharap dukungan dari Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Pertanian, khususnya dalam pengadaan alat panen modern dan sarana pertanian lainnya, agar potensi desa dapat dikelola secara mandiri dan berkelanjutan.

Data Hasil Panen MT II Tahun 2025 Desa Sumberjaya

Grafik Hasil Panen per Kelompok Tani

Grafik di atas menunjukkan perbandingan hasil panen antar kelompok tani. Kelompok Tani Mandiri menjadi penyumbang produksi tertinggi, diikuti Tri Tunggal dan Suka Maju. Ketiganya berperan penting dalam menopang ketahanan pangan dan ekonomi desa.